Perbedaan Masyarakat Kota dan Masyarakat Desa
arum
Oktober 30, 2016
0 Comments
Ilmu Sosial Dasar
Nama :
Arum Chandheni
Dosen :
Ahmad Nasher
Universitas Gunadarma
A. Masyarakat Perkotaan
Sebenarnya masyarakat
perkotaan itu lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Masyarakat perkotaan
sering disebut sebagai urban community. Orang-orang di kota mempunyai
perhatian khusus yang tidak terbatas pada aspek-aspek seperti pakaian, makanan,
perumahan, dan kendaraan , tetapi mempunyai perhatian luas lagi. Masyarakat
perkotaan sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup yang artinya hanya
sekadarnya atau apa adanya. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya pandangan
warga kota sekitar.
Ciri-ciri Masyarakat
Perkotaan :
ü Orang kota pada
umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang-orang
lain. Di kota-kota kehidupan keluarga sering sukar disatukan atau jarang
ketemuan, sebab memiliki perbedaan kepentingan, paham politik, perbedaan agama,
dan sebagainya.
ü Peluang untuk
mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga
desa. Warga desa memiliki pekerjaan yang seragam, terutama dalam bidang
pertanian. Lain halnya di kota, warga memiliki berbagai ragam kerja yang sudah
meluas yaitu ada macam-macam kegiatan industri, sehingga tidak hanya terbatas
pada satu sektor pekerjaan.
ü Pembagian kerja antara
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata atau
mempunyai kecenderungan untuk berkumpul dengan orang-orang yang setara
dengannya.
ü Jalan pikiran rasional
yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan menyebabkan bahwa
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
daripada kepentingan pribadi.
ü Kehidupan keagamaan
berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa karena
masyarakat perkotaan memiliki kecenderungan ke arah keduniawian, bila
dibandingkan dengan kehidupan warga masyarakat pedesaan yang cenderung kea rah
keagamaan.
ü Jalan kehidupan yang
cepat di kota-kota menyebabkan pentingya faktor waktu bagi warga kota, sehingga
pembagian waktu yang disiplin sangat pentin untuk dapat mengejar
kehidupan-kehidupan seorang individu.
ü Perubahan-perubahan
sosial tampak terbuka dalam menerima pengaruh-pengaruh dari luar. Hal ini
sering mengakibatkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda.
Aspek Positif dan Negatif Masyarakat
Perkotaan
Untuk
menunjang aktivitas warganya serta untuk memberikan suasana aman, tenteram dan
nyaman pada warganya, kota dihadapkan pada keharusan menyediakan berbagai
fasilitas kehidupan dan keharusan menyediakan berbagai fasilitas kehidupan dan
keharusan untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul sebagai akibat aktivitas
warganya. Dengan kata lain kota harus berkembang. Jumlah dan kualitas komponen
suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota
tersebut. Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan,
seharusnya mempunyai 5 unsur yang meliputi:
a.) Wisma : Unsur ini merupakan bagian ruang
kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,
serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma
ini mengharapkan :
Ø Dapat mengembangkan
daerah perumahan penduduk yang sesuai pertambahan kebutuhan pendudukan untuk
masa mendatang.
Ø Memperbaiki keadaan
lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidupan
yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan.
b.) Karya : Unsur ini merupakan syarat yang utama
bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan
bermasyarakat. Penyediaan lapangan kerja bagi suatu kota dapat dilakukan dengan
cara menyediakan ruang, misalnya bagi kegiatan perindustrian, perdagangan,
pelabuhan, terminal serta kegiatan-kegiatan kerja lainnya.
c.) Marga : Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang
berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat
lainnya di dalam kota (hubungan internal), serta hubungan antara kota itu
dengan kota-kota atau daerah lainnya (hubungan eksternal). Di dalam unsur ini
termasuk :
Ø Usaha pengembangan
jaringan jalan dan fasilitas-fasilitasnya (terminal, parkir, dan lainnya) yang
memungkinkan pemberian pelayanan seefisien mungkin.
Ø Pengembangan jaringan
telekomunikasi sebagai suatu bagian dari sisten transportasi dan komunikasi
kota secara keseluruhan.
d.) Suka : Unsur ini merupakan bagian dari ruang
perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas-fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaaan, dan kesenian.
e.) Penyempurnaan : Unsur ini merupakan
bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke
dalam empat unsur di atas, termasuk fasilitas keagamaan, pekuburan kota,
fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utilitas umum.
Kelima unsur pokok ini
merupakan pola pokok dari komponen-komponen perkotaan yang kuantitas dan
kualitasnya di dalam perencanaan suatu kota tertentu sesuai dengan tuntutan
kebutuhan yang spesifik untuk kota tersebut pada saat sekarang dan masa yang
akan datang.
Di kota-kota
metropolitan seperti Jakarta, memiliki sebuah permasalahan-permasalahan yang
harus dapat diselesaikan. Permasalahan tersebut harus melewati pendekatan
penanganan masalah kota sebagai berikut :
· Menekan angka
kelahiran
· Mengalihkan pusat
pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
· Membendung urbanisasi
· Mendirikan kota
satelit dimana pembukaan usaha relatif kecil
· Meningkatkan fungsi
dan peranan kota-kota kecil atau desa-desa yang telah ada di sekitar kota besar
· Transmigrasi bagi
warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.
B. Masyarakat Pedesaan
Apa itu masyarakat
pedesaan? Pastinya ialah sekelompok / perkumpulan orang yang menetap di desa.
Nah, apa itu yang dimaksud dengan desa? Desa merupakan perwujudan atau kesatuan
geografi, sosial, ekonomi, politik dan kulturalyang terdapat di suatu daerah
dalam hubungannya dan pengaruhnya secara timbal-balik dengan daerah lain.
Sedangkan menurut Paul H. Landis : Desa adalah penduduknya yang kurang dari
2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut :
a.) Mempunyai pergaulan
hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b.) Ada pertalian perasaan
yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
c.) Cara berusaha (ekonomi) adalah agraris
yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim, keadaan alam,
kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan
Masyarakat pedesaan
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesame warga desa,
yaitu perasaan setiap warga masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya, bahwa
seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat
di mana ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban
setiap waktu demi masyarakatnya, karena beranggapan sama-sama sebagai anggota
masyarakat yang saling mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung
jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagian bersama di dalam
masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat
pedesaan :
ü Di dalam masyarakat
pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila
dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
ü Sistem kehidupan
umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
ü Sebagian besar warga
pedesaan hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian
merupakan pekerjaan sambilan yang biasanya sebagai pengisi waktu luang.
ü Masyarakatnya bersifat
homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan
sebagainya.
ü Kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa bagi masyarakat desa sangat mendalam. Bahkan setiap
kegiatan kehidupan sehari-hari dijiwai dan diarahkan kepadanya.
ü Nilai-nilai gotong
royong pada masyarakat pedesaan tumbuh dengan subur dan membudaya.
ü Pada masyarakat di
desa hubungan kekeluargaan dilakukan secara musyawarah. Mulai masalah-masalah
umum/masalah bersama sampai masalah pribadi. Anggota masyarakat satu dengan
yang lain saling mengenal secara intim.
Aspek Positif dan Negatif Masyarakat
Pedesaan
Setelah
saya membaca beberapa artikel ternyata yang dikemukakan oleh para ahli atau
sumber bahwa masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan
mata pencaharian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris
biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai
masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga
oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari kesibukan,
keramaian, dan keruwetan dalam berfikir. Maka tidak jarang orang kota
melepaskan segala kelelahan pergi ke luar kota, karena desa merupakan tempat
yang adem ayem dan penuh ketenangan.
Tetapi sebenarnya di
dalam masyarakat pedesaan terdapat berbagai macam gejala-gejala, khususnya hal
ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan-ketegangan sosial. Dalam hal ini kita jumpai gejala-gejala yang
sering diistilahkan dengan :
1) Konfllik (Pertengkaran) :
pertengkaran-pertengkaran yang terjadi biasanya berkisar pada masalah
sehari-hari rumah tangga dan sering menjalar ke luar rumah tangga. Sedang
sumber banyak pertengkaran itu rupa-rupanya berkisar pada masalah kedudukan dan
gengsi, perkawinan, dan sebagainya.
2) Kontraversi (Pertentangan) : pertentangan
ini bisa disebabkan oleh perubahan konsep-konsep kebudayaan , psikologi atau
dalam hubungannya dengan guna-guna. Para ahli hukum adat biasanya meninjau
masalah kontraversi (pertentangan) ini dari sudut kebiasaan masyarakat.
3) Kompetisi (Persiapan) : sesuai dengan
kodrat sebagai manusia, masyarakat pedesaan mempunyai persaingan yang itu bisa
positif ataupun negatif. Positif bila persaingan wujudnya saling meningkatkan
usaha untuk meningkatkan prestasi dan produksi atau hasil. Sebaliknya yang
negatif bila persaingan hanya berhenti bersifat iri, yang tidak mau berusaha
sehingga kadang-kadang hanya melancarkan fitnah-fitnah saja.
4) Kegiatan pada masyarakat pedesaan : masyaraka pedesaan
mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan
orang lain. Jadi, jelas masyarakat pedesaan bukanlah masyarakat yang senang
diam-diam tanpa aktivitas tanpa adanya suatu kegiatan tetapi kenyataannya
adalah sebaliknya.
Perbedaan Masyarakat
Perkotaan dengan Masyarakat Perkotaan
Setelah saya menceritakan
panjang lebar mengenai masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan, saya akan
memberikan apa saja perbedaan di antara masyarakat kota dan masyarakat desa.
Apakah banyak perbedaannya? Nah, berikut perbedaan-perbedaan masyarakat
perkotaan dan masyarakat perdesaan :
1. Lingkungan Umum dan
Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan
berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnya di daerah desa.
Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum
alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas”
dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata
Pencaharian
Pada umumnya mata
pencaharian di dearah perdesaan adalah bertani tetapi tidak sedikit juga yang
bermata pencaharian pedagang, sebab beberapa daerah pertanian tidak lepas dari
kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan
biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan. Dalam mata pencaharian di bidang
pertanian, imbangan tanah dengan manusia cukup tinggi bila dibandingkan dengan
industri, dan akibatnya daerah pedesaan mempunyai penduduk yang rendah.
4. Kepadatan Penduduk
Penduduk desa
kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan dengan kepadatan penduduk
kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan dengan
klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan
Heterogenitas
Homogenitas atau
persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat,
dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya heterogen, terdiri dari
orang-orang dengan macam-macam perilaku, dan juga bahasa, penduduk di kota
lebih heterogen.
6. Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari
penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi
sosial.
7. Pelapisan Sosial
Kelas sosial di dalam
masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik” yaitu kelas-kelas
yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah ada diantara kedua
tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
8. Mobilitas Sosial
Terjadinya peristiwa
mobilitas sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen,
terkonsentrasinya kelembagaan-kelembagaan, saling tergantungnya
organisasi-organisasi, dan tingginya diferensial sosial.
9. Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial
di desa dan di kota perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun
kuantitasnya.
10. Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh
masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan
ramah-tamah (informal), dan keadaan masyarakatnya yang homogen.
11. Pola Kepemimpinan
Menentukan
kepemimpinan di daerah pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas
pribadi dari individu dibandingkan dengan kota. Keadaan ini disebabkan oleh
lebih luasnya kontak tatap muka, dan individu lebih banyak saling mengetahui
daripada di daerah kota
12. Standar Kehidupan
Di kota, dengan
konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan dalam
menyediakan kebutuhan tersebut, sedangkan masyarakat di desa yang sederhana dan
standar hidup
13. Kesetiakawanan Sosial
Pada masyarakat
pedesaan ada kegiatan gotong royong dan musyawarah yang pada saat ini masih
dapat kita rasakan. Sedangkan masyarakat perkotaan lebih menyendiri dalam
memecahkan permasalahan.
14. Nilai dan Sistem Nilai
Perbedaannya dapat
diamati dalam kebiasaan, cara dan norma yang berlaku
Kesimpulan :
Masyarakat desa dengan masyarakat kota
itu sangat bertolak belakang baik dari lingkungan,cara berpikir,lapisan
sosial,tingkah laku,adat serta jumlah penduduk nya pun berbeda.
Masyarakat desa lebih ke
tradisional dan masyarakat kota lebih mengarah ke perkembangan dunia dengan
kata lain masyarakat kota itu mengikuti zaman.
Masyarakat desa juga mengikuti zaman
tetapi perilaku mereka masih di pengaruhi oleh adat dan kebudayaan.
Adat kebudayaan masyarakat
desa masih sangat kental, berbeda dengan masyarakat kota yang hampir
keseluruhan adat dan kebiasaan nya sudah di pengaruhi oleh kebudayaan luar.
Referensi :